“ SEMUA HANYA
DEMI IBU “
Randy adalah seorang lelaki yang
mulai beranjak dewasa. Kini Randy bersekolah di SMA terbaik di kotanya. Tapi
sayang Randy tidak lahir normal atau sempurna di banding teman-temannya,dia
hanya memiliki satu tangan kanan dan kaki yang tidak sempurna,kaki yang kanan
tulang betisnya bengkok sehingga kalau jalan Randy agak pincang. Entah apa yang
membuatnya cacat tapi semua itu terjadi sudah sejak ia lahir. Randy kecil dulu
sempat berontak karena malu temannya mengejek dan menjulukinya si pengkor atau
bahkan ada yang memanggilnya si tangan satu dari goa hantu.
Setiap pulang sekolah Randy
selalu menangis karena ulah teman-teman kecilnya, tapi dirumah selalu ada yang
menyemangatinya orang tersebut adalah ayahnya, ayahnya selalu mampu meyakinkan
Randy bahwa dia adalah anak terbaik di dunia ini di banding teman-temannya, dia
adalah pria tampan yang kelak akan mendapatkan bidadari yang akan menemani
hidupnya, dan Randy yang memiliki suara merdu kelak akan menjadi orang besar di
dunia menyanyi,pujian-pujian itu yang selalu ayah Randy ungkapkan untuknya,dan
pujian itu yang selalu membuat percaya diri Randy bangkit kembali, walaupun
Randy tau itu hanya untuk mnghiburnya. Sedangkan
ibu,Randy tidak punya banyak cerita tentang ibunya, karena sejak kecil sampai
sekarang Randy belum pernah mendengar pujian dari ibunya untuk Randy sebagai
penyemangat atau apapun, seolah ibunya menyesal telah melahirkan anak cacat itu
kedunia ini,ah Randy selalu berusaha menepis pikiran buruk tentang ibunya dari
otaknya,Randy bersyukur karena tanpa ibunya Randy nggak mungkin bisa melihat
indahnya dunia.
“Randy,bantu
ayahmu membersihkan gerobaknya.”Teriak ibunya dari atas loteng.
Keluarga Randy hidup sederhana,mereka tinggal di sebuah gang
sempit,di rumah kecil terbuat dari papan dan papan itu kini sudah mulai
rapuh,rumah itu memiliki 2 lantai peninggalan dari orang tua ibunya yaitu nenek
dari Randy dan Ratih adiknya Randy yang kini kelas 2 SMP. Ayahnya bekerja
sebagai penjual batagor keliling yang penghasilannya pas-pasan,untungnya Randy
dan Ratih mendapatkan beasiswa sehingga dapat terus melanjutkan sekolahnya.
--------- II---------
Setiap pagi sebelum berangkat
kesekolah Randy terlebih dulu membantu ayahnya menyiapkan segala sesuatu untuk
jualan, karena Randy sangat mencintai ayahnya, Tapi kini kebersamaan itu sudah
tidak ada lagi,waktu Randy kelas 1 SMA ayahnya pergi meninggalkannya untuk
selamanya karena sakit jantung yang telah di deritanya sejak lama, itu yang
membuat Randy yang kini telah beranjak dewasa harus bekerja keras membantu ibu
biar dapur tetap ngebul. Sepulang sekolah Randy bekerja sebagai penyemir sepatu
di sebuah bandara dekat sekolahnya,dia tidak malu atau takut di ejek
teman-temannya. Semua ini dia lakukan semata-mata hanya untuk membahagiakan
Ratih adiknya, selain itu agar ibunya sedikit bangga pada Randy, ya walau
sedikit setidaknya masih ada yang bisa di banggakan dari Randy.
“Maaf pak, apa bapak mau sepatunya saya semir?”Begitulah
Randy menawarkan jasanya, kadang ada yang mau, tapi tidak sedikit juga yang
berlalu tanpa melihat Randy.
“Nak,kemari kamu!”Seorang bapak-bapak paruh baya
memanggilnya.
Randy menoleh kekanan-kekiri mencari-cari orang yang di
panggil bapak itu,tapi tidak ada orang lain.
“Iya kamu tukang semir.”Lanjut orang itu. Merasa dia yang di
panggil,Randy menghampirinya.
“Semirkan sepatuku ya.”
Ternyata bapak itu meminta Randy menyemir sepatunya, sembari
menunggu sepatunya di semir, bapak itu membaca Koran sambil mengajak ngobrol
Randy.
“Kamu masih sekolah nak?”
“Iya pak.”
“Sekolah dimana,kelas berapa?”
“Di SMA Negeri 1 pak,kelas 3.”Jawab Randy sambil terus
menyemir.
“Wah sebentar lagi lulus donk, kalau sudah lulus pengen
kuliah dimana?”.
“Iya pak,insyaallah,kalau ditanya pengen lanjut dimana
kayaknya saya mau tetap menyemir aja pak,mana mungkin orang cacat seperti saya
ada yang mau menerima bekerja”.Jawab Randy sedikit putus asa dengan keadaannya.
“Kamu jangan putus asa nak, tetap berusaha ya,nanti kalau
sudah lulus kamu hubungi bapak ya nanti kerja di kantor bapak.”Ucap bapak tua
itu sambil menyerahkan kertas kartu nama.
Randy menerima kartu nama itu dan melihat namanya sejenak,
Prabu Wicjaksono jabatan president direktur, Randy sempat shock melihat orang
dihadapannya yang terlihat biasa ternyata dia seorang president direktur di
sebuah perusahaan mobil.
“Benar pak,saya janji saya akan belajar sungguh-sungguh dan
saya akan segera menghubungi bapak nanti.”Jawab Randy semangat, Randy senang
sekali mendengar tawaran itu, ternyata di dunia ini masih ada yang perduli sama
orang cacat seperti Randy.
“Ini pak sepatunya sudah selesai.”
“Berapa nak?”
“Tidak usah pak,bawa aja.”
“Memangnya semir yang kamu pakai itu kamu dapat darimana?”
“Saya beli pak.”
“Nah kalau begitu ambilah ini sebagai modal untuk membeli
semir.”
Bapak itu memberi Randy
uang 100rbu, tapi Randy menolaknya.
“Saya nggak punya kembaliannya pak,Cuma 2rbu kok .”
“Sudah ambil aja kembaliannya dan jangan lupa hubungi saya
nanti kalau kamu membutuhkan sebuah pekerjaan.” Setelah menggunakan sepatunya bapak-bapak itu
pergi meninggalkan Randy yang masih tidak percaya ditangannya ada selembar uang
100rbuan,ibunya pasti senang melihat Randy membawakan uang banyak untuknya.
Randy berlari kecil hendak pulang kerumah,dia tak sabar
memberikan uang itu untuk ibunya, Randy ingin ibunya sedikit bangga pada kerja
keras nya selama ini membantu ibu,karena selama ini ibunya selalu bilang bahwa
kehadiran Randy nggak pernah ada gunanya, Randy selalu menyusahkan ibunya,
bahkan sekarang semenjak ayahnya meninggal ibunya harus bersusah payah
berjualan kue keliling kampung demi menghidupi Randy dan Ratih.
Sesampai di rumah Randy berteriak-teriak mencari ibunya.
“Bu, ibu Randy pulang bu, lihat Randy bawa banyak uang untuk
ibu!”Teriak Randy mencari ibunya, tapi rumah itu sepi, tidak ada seorangpun
didalamnya.
“Randy!”Tiba-tiba bu Fatwa tetangga sebelah memanggilnya.
“Tadi ibumu tetabrak mobil sekarang dia di bawa kerumah
sakit sama orang yang menabraknya.”
Randy tersentak kaget mendengar berita itu, seolah
jantungnya berhenti sejenak,tubuhnya lemas. Uang seratus ribu itu masih di
genggamnya, niatnya tidak berubah,dia ingin berikan uang itu untuk ibunya.
Randy pergi menuju Rumah Sakit, cukup jauh Rumah Sakit dari
rumah Randy,tapi tetap dia tempuh dengan jalan kaki karena dia tidak ingin menggunakan
uang itu untuk naik kendaraan dan hanya itu uang yang dia punya.
-----II------
Siang
itu matahari terbit dengan semangat, kaki Randy seolah sudah tak mampu lagi
untuk melangkah, keringatnya bercucuran, perutnya lapar,tenggorokanya kering
tapi Rumah Sakit tempat ibunya di rawat belum juga terlihat, Randy beristirahat
sejenak di bawah pohon hanya untuk mendinginkan
kepalanya,dan mengistirahatkan kakinya, tapi wajah ibunya tak lepas dari
pikiran Randy. Randy mengabaikan rasa lelahnya,dia lanjutkan lagi langkahnya
menuju rumah sakit.
Akhirnya Randy tiba juga di rumah sakit, dengan
tergopoh-gopoh dia hampiri bagian receptionis.
“Mbak,ibu Wati Cahaya korban kecelakaan itu di rawat
dimana?”
“Sebentar ya mas.” Petugas jaga itu terlihat mencari nama
yang Randy maksud dari database di komputernya.
“masih di ruang UGD.”Lanjut perawat tersebut.
Randy menuju ruang yang disebutkan petugas tadi. Sesampainya
di depan pintu UGD Randy melihat Ratih sedang menangis di kursi tunggu tak jauh
dari ruangan ibunya.
“Gimana keadaan ibu?”
“Ibu kak, kata dokter keadaan ibu sangat parah.” Jelas Ratih
sambil menangis, Randy memeluk adik yang di cintainya itu.
“Ratih takut kehilangan ibu kak,Ratih cinta ibu kak.”
“Kakak juga nggak mau kehilangan ibu, kakak juga sayang sama
ibu, kita berdoa ya semoga ibu baik-baik aja.”
Randy mencoba menenangkan adik semata wayangnya, Randy belum
melihat keadaan ibunya, cukup mendengar penjelasan Ratih, Randy tau bahwa
ibunya cukup parah, kemudian Randy mendatangi dokter yang merawat ibunya.
“Permisi dok,boleh saya mengganggu sebentar?” ucap Randy
sambil mengetuk pintu ruang dokter.
“Silahkan, silahkan masuk.” Jawab dokter itu ramah.
“Saya putranya ibu Wati pasien yang di rawat di ruang UGD
korban kecelakaan tadi pagi dok, kalau saya boleh tau bagaimana keadaan ibu
saya?”
“Begini nak, berat untuk saya mengatakan ini,karena kecelakaan
itu ibumu mengalami kebutaan, kornea matanya rusak sehingga terkena pecahan
kaca dan fatalnya lagi kebutaan itu terjadi pada kedua matanya.”
“Jadi apa yang harus kami lakukan dok, agar ibu kami dapat
melihat kembali?”Tanya Randy lagi, karena dia tidak mau ibu yang sangat dia
cintai harus mengalami kebutaan.
“Ibumu harus mendapat donor kornea mata.”
“Kalau begitu saya sedia mendonorkan mata saya dok.”Ucap
Randy tegas, dia ingin memberikan yang terbaik untuk ibunya.
“Itu tidak boleh nak, pendonor mata hanya boleh di lakukan
setelah orang tersebut meninggal.”
“Jadi sampai kapan kami harus menunggu sampai ada pendonor
mata”?
“Tunggu saja 2 atau 3 bulan, jika ada orang yang meninggal
dan keluarga mau mendonorkan matanya maka kami akan menghubungi adik.”
Randy
meninggalkan ruangan dokter,dia berdoa semoga secepatnya ada seorang yang
dermawan yang mau mendonorkan mata untuk ibunya.
------II------
Setelah
dirawat kurang lebih dua minggu, akhirnya ibunya Randy diperbolehkan pulang,
untung semua biaya rumah sakit ditanggung oleh orang yang telah menabrak ibunya
Randy jadi Randy tidak memikirkan biaya nya, tapi yang jadi pikiran Randy
adalah apa yang harus Randy lakukan untuk menafkahi keluarga, karena ibunya
sudah nggak mungkin lagi untuk berjualan, jadi sekarang Randy harus menambah
jam kerjanya menyemir agar dapat uang tambahan lebih banyak lagi.
“Bu, ini ada uang untuk ibu,lama banget sudah Randy simpan
untuk ibu, waktu itu Randy dapat rejeki bu.”
Randy meletakkan uang 100ribu yang pernah dia terima hasil
menyemir kepada ibunya.
“berapa ni?”
“100ribu bu.” Jawab Randy senang, dia berharap ibunya senang
menerimanya. Tapi ibunya malah melempar uang itu.
“Untuk apa uang itu, apa selama ini Cuma itu yang bisa kamu
dapat, apa dengan uang segitu sudah bisa mencukupi kebutuhan rumah? Kamu
benar-benar anak nggak berguna!” Jawab ibu ketus, Randy kecewa mendengar ucapan
itu, Randy ingin menangis mendengarnya. Tapi Randy kembali ingat pesan ayahnya
dulu, bahwa pantang bagi laki-laki menangisi hal-hal kecil, karena itu akan
membuat laki-laki semakin lemah.
-----II------
Setiap
hari Ratih menuntun ibunya kemanapun yang ibu mau, hanya Ratih yang menuntun
karena ibunya nggak mau di tuntun oleh Randy, katanya itu akan membuatnya
celaka di tuntun oleh orang cacat seperti Randy.Randy sedih mendengar hinaan
yang di ucapkan dari ibu yang telah melahirkannya, Randy sempat berfikir apa
Randy ini bukan anak yang lahir dari rahim ibunya sampai-sampai ibunya sebenci
itu sama dia, tapi Randy mengambaikan fikiran itu, dia selalu berfikiran
positif, mungkin itu ibu lakukan karena ibu sayang sama dia atau itu pengaruh
karena ibu tidak dapat melihat,jadi membuatnya sering emosi. Randy mencoba
memahaminya.
Entah
apa yang membuat ibunya sebenci itu sama Randy, Padahal Randy selalu menuruti
yang ibunya mau dan berusaha memberi yang terbaik untuk ibunya, tapi mungkin
memang karna kehadiran Randy di dunia ini nggak membantu ibunya sama sekali,
dulu waktu ada ayahnya Randy nggak sesedih ini, karena ayahnya selalu mampu membuat
Randy tersenyum karena pujian dan semangat dari ayahnya.
----ll------
Sebulan,
dua bulan, bahkan sekarang sudah jalan hampir 3 bulan belum juga ada kabar dari
rumah sakit tentang donor mata, dan
Randy memutuskan untuk ke rumah sakit menanyakan tentang pendonor mata untuk
ibunya, tapi dokter mengatakan bahwa belum ada satu orangpun pendonor. Randy
semakin nggak tega melihat Ratih yang setiap hari harus bersusah payah membantu
ibunya melakukan sesuatu, karena ibunya hanya mau di bantu oleh Ratih.
Hari ini genap 3 bulan,ibunya Randy tidak dapat melihat
indahnya dunia, tidak dapat melihat lagi kecantikan putrinya Ratih,dan si cacat
yang dia benci yaitu Randy, selain itu ibunya juga tidak lagi dapat berjualan.
Walaupun orang yang telah mencelakakan ibunya Randy membiayai keperluan
keluarga tapi semua itu tak cukup karena tidak dapat mengembalikan penglihatan
ibunya.
Tapi suatu pagi rumah Sakit mengirimkan surat kepada ibunya
Randy, sebuah kabar gembira karena ibunya telah mendapatkan pendonor mata. Ratih
membacakan surat itu, begitu mendengar berita itu si ibu sangat senang.
“Aku akan mengucapkan ribuan trimakasih sama orang yang
sudah mendonorkan matanya untuk ibu.”Ucap ibu sambil sujud syukur karena senang
akan melihat lagi.
“Besok kita di suruh kerumah sakit bu, jadi Ratih harus
mencari kak Randy tentang kabar gembira ini bu.”
“Nggak usah,buat apa kasih tau dia,anak itu nggak ada
gunanya,besok kita pergi sendiri aja.”Jawab ibunya ketus, seolah dia nggak mau
Randy ikut bahagia mendengar berita itu.
Keesokan harinya Ratih dan ibunya pergi kerumah sakit, tanpa
Randy. Ibunya sangat senang sekali hari ini mau di oprasi dan nggak lama lagi
dia sudah bisa melihat lagi kayak dulu.
Setibanya di rumah sakit Ratih langsung menuju ruang dokter
yang akan mengoprasi ibunya, setelah mengurus semua administrasi dan menunggu
selama kurang lebih 3jam,akhirnya ibunya di bawa ke ruang oprasi.
------------ll--------------
Oprasi berjalan lancar, kini
ibunya Randy hanya menunggu masa pemulihan apakah oprasi itu berhasil atau
nggak, semuanya bisa di lihat 2 minggu kemudian.
“Bagaimana keadaan ibu?” Tanya Ratih sepulang sekolah waktu
dia menghampiri ibunya.
“Ibu baik nak, kamu sudah pulang?”
“Iya bu.”
“Mana kakakmu,kemana anak itu sudah lama ibu nggak mendengar
suaranya, dasar anak durhaka.” Ucap ibu kesal.
“Sudahlah bu, jangan begitu sama kak Randy, mungkin dia lagi
cari uang buat kita.” Jawab Ratih membela.
“Ah, ibu nggak yakin sama anak itu, ibu nyesal punya anak
kayak dia, nggak ada yang bisa ibu harapin dari dia, bisanya nyusahin aja.”
Ratih hanya terdiam mendengarnya, Ratih harus berusaha
mengalah demi kesembuhan ibunya,karena kalau ibunya banyak fikiran itu akan
mengganggu perkembangan syaraf yang membantu kesembuhan mata ibunya.
--------------ll--------------
Hari ini
adalah waktu yang di tunggu-tunggu Ratih, karena hari ini perban yang kurang
lebih 2 minggu menutup mata ibunya akan di buka.
“Doain ibu ya nak, semoga semuanya lancar.” Pinta ibunya
pada Ratih yang erat mengenggam tangannya sebelum memasuki ruang oprasi.
“Iya bu, Ratih selalu berdoa untuk ibu.”
2 jam
Ratih menunggu di luar ruang oprasi dengan cemas, selain takut terjadi apa-apa
sama ibunya,Ratih juga cemas karena Randy sudah hampir 3 minggu nggak pulang
kerumah, Ratih takut terjadi apa-apa sama kakaknya, karena kondisi fisik
kakaknya itu yang membuat Ratih cemas.
Dokter keluar dari ruang oprasi dan menghampiri Ratih.
“Selamat ya nak, oprasinya lancar dan sekarang ibu kamu
sudah bisa melihat lagi.” Ucap dokter yang membuat Ratih menangis senang.
“Benarkah dok?Apa saya sudah boleh melihat ibu?” Tanya Ratih
penasaran.
“Iya boleh, masuklah, Oya ini tolong berikan untuk ibumu
ya?” Dokter itu memberikan sepucuk surat dalam amplop putih.
“Apa ini dok?” Tanya Ratih heran.
“Saya juga nggak tau, itu titipan katanya suruh berikan
untuk ibumu kalau beliu sudah bisa melihat kembali.”
Kemudian dokter itu meninggalkan Ratih setelah membrikan
suratnya, Ratih menuju ruang tempat ibunya dirawat setelah oprasi.
“Ibu……………!” Ratih berteriak senang dan langsung memeluk
ibunya.
“Ratih, akhirnya ibu bisa lihat kamu lagi nak.”
“Bu, ini tadi ada surat dari dokter katanya untuk ibu”.
“Apa ni?Dari siapa katanya pak dokter?”
“Dokter bilang dari seseorang untuk ibu, ayo kita baca bu,mungkin
dari orang yang sudah menabrak ibu kan dia yang biayai oprasi ini.” Kata Ratih
sambil membantu membuka amplop yang dia bawa tadi.
Ibunya mengambil isi amplop itu dan memperbaiki posisi
duduknya biar bisa membaca dengan jelas.
Untuk ibuku
tercinta…..
Bu, mungkin
saat ibu membaca surat ini Randy sudah pergi untuk selamannya, Randy sedang
menyusul ayah, karena Randy sangat merindukannya. Maaf bu Randy nggak sempat
pamit tapi yang jelas sekarang Randy senang karena bisa membantu ibu untuk
kembali melihat dunia, bisa melihat lagi Ratih yang cantik, dan ibu sudah nggak
akan lihat lagi Randy yang cacat ini.
Trimakasih
untuk semua cintanya yang nggak pernah pudar bu, Randy tau sebenarnya ibu sayang
sama Randy, dan dengan cara itu mungkin ibu tunjukan sama Randy. Randy sayang
banget sama ibu, dan inilah yang Randy lakuin untuk membuat ibu bahagia, Randy
pengen ibu bangga sama Randy dan semoga dengan cara ini ibu bisa bangga dengan
pengorbanan Randy.
Semoga mata
Randy dapat berguna, karena dimata ini ada cinta Randy yang begitu besar untuk
ibu, kasih sayang yang nggak pernah bisa Randy balas. Randy cinta ibu dan Ratih
selamanya.
Selamat
tinggal bu……salam cinta dari anakmu…
Randy Irawan
Ibu memeluk surat
itu bersama Ratih. “Ibu juga sayang kamu nak,,,,maafkan ibu Randy.”
Walaupun Randy
sudah pergi untuk selamanya, pasti dia mendengar ungkapan maaf ibunya.
“PENYESALAN ADALAH BUAH
DARI KETIDAKSABARAN”