Tak Mungkin Untuk Menyesal
Malam kian larut,membawa anganku kian jauh melayang….
Di antara terangnya bintang,,,,,di balik indahnya bulan ku lihat
senyum indahmu lebih teduh dari semua cahaya itu….
Aku tak pernah jenuh memandang, walau hujan tiba aku akan terus
memandang langit.
Berharap bintang dan bulan kan hadir dibalik mendung, agar aku
dapat terus melihat indah senyummu yang tak pernah mampu ku miliki….
Aku
memikirkan lanjutan puisiku, tiba-tiba suara pintu kamarku ada yang
mengetuk….ku dengar suara ibu memanggil.”Nanda,ada Faya di luar”!.
Ah,,,Faya
mengganggu istirahatku!Batinku sedikit kesal. Aku beranjak dari tempat tidur
menuju halaman belakang karena aku yakin makhluk satu itu pasti langsung
nyelonong di tepi kolam ikan.
Kubuka
pintu dapur,”loh kok gak ada,ah ngerjain ni pasti”.ucapku lirih,sambil melirik
kesetiap sudut ruangan yang bisa dijadikan tempat persembunyiannya,tapi
kosong,nggak ada sesuatu yang mencurigakan disana,kemana anak itu atau
jangan-jangan ibu bohong lagi.
“Bu…..mana
faya”?Tanyaku sedikit berteriak
“Ada di
teras”!
Tumben-tumbenan
anak tu di teras,aku langsung berlari keluar,ku liat Faya dari samping sedang
ngobrol sama seseorang,tapi sama siapa? ibu di dapur,bi ina lagi cuti,mang
ujang pasti lagi cari inspirasi dipinggir kali di warung kopi langganannya,
jadi Faya ngobrol sama siapa tu? aku mencoba memperjelas penglihatanku tapi
nggak berhasil karena sosok misterius itu tertutup dinding teras,langsung
keluar aja ah biar jelas.
“Kenapa
Fay? tumben sore-sore kerumahku kangen ya sama aku…hehe” .Aku langsung nyerocos
tapi tiba-tiba kata-kataku berhenti, mataku seakan nggak bisa berkedip ngeliat
sosok disamping Faya, ya mungkin alasanku kenapa aku masih pengen di dunia ini
sampai sekarang yang pertama karna ibadahku yang masih kurang, yang kedua demi
ibuku tercinta dan yang ketiga masih pengen ngeliat Fandy. Ya sosok disamping
Faya itu adalah Fandy, orang yang mampu membuatku nggak tidur semalaman karena
mikirin dia, orang yang jadi
inspirasi dari puisi-puisiku, dan karena
dia alasanku masih pengen untuk tetap menikmati indahnya hidup.
“Hey wil
kok ngelamun”!Bentak Faya, yang membuatku tersentak kaget dan sedikit kesal.
Ugh….benci
banget kenapa Faya panggil aku kriwil di depan Fandy bikin jatuh imegku
aja……Oya satu lagi demi keliatan perfect di depan Fandy aku bahkan ngeribonding
rambutku biar kayak bintang iklan shampoo, kalau museum rekor Indonesia
mencatat mungkin aku juaranya orang paling sering melakukan rebonding rambut,
karena rambutku yang kriwil nggak mudah di takhlukkan oleh alat catok apapun
pasti kembali kriwil atau kadang lurus tapi kayak sapu ijuk yang biasa dipake
nyapu sama bi ina, tapi karena lama nggak nyalon sekarang rambutku kembali jadi
kayak mie goreng.
“Ya
ampun Nanda kamu ni jangan-jangan gila beneran, kenapa seh senyum-senyum
sendiri, mending kami pulang deh daripada dicuekin sama yang punya rumah”. Ucap
Faya sembari beranjak dari duduk dan bikin aku sadar kalau dari tadi ada orang
di depanku….ah gara-gara Fandy lagi ni yang bikin aku sering ngelamun, dan tadi
sebelum mereka datangpun aku lagi mikirin Fandy ternyata yang dipikirkan datang.
“Jangan
pulang fay….ayo masuk ke dalam, ayo masuk Fan….”.Ajakku, sebenarnya tawaran ini
hanya berlaku untuk Fandy tapi karena berhubung Faya yang bawa dia kesini aku
harus berbaik hati sama dia dan mengucapkan ribuan trimakasih.
“Ayo fan
kita masuk, kamu bilang ada yang mau kamu omongin sama Nanda”.
Hah,ada
yang mau Fandy omongin sama aku apa aku nggak salah dengar,kira-kira apa ya, jangan-jangan
dia juga ada feeling sama aku selama ini, Oh Tuhan jangan membuatku GRan kayak
gini. Menuju kedalam rumahku sendiri jatungku berdegup kencang banget, mudahan
aja Fandy nggak dengar degupan jatungku ini.
“Ayo
silahkan duduk,mau minum apa sebentar aku ambilkan”?Sebagai pemilik rumah aku
harus menjamu tamu sebaik mungkin apa lagi tamu ini sangat special.
“Ibu
kemana Nan, biar aku yang ambilin deh kalian di sini aja ngobrol-ngobrol”.
“Ada di
dapur lagi masak kayaknya”.jawabku,dalam hati aku berterimakasih karena Faya
mau membantuku mengambilkan minum dan membiarkanku berdua dengan pujaan hatiku.
Ternyata
tanpa diperintahpun Faya anaknya emang pengertian,tanpa aku beri
isyarat,petunjuk atau aba-aba dia langsung kedapur dan membiarkanku berdua
denga Fandy,mungkin karena tadi Faya bilang ada yang mau Fandy omongin ke aku
makannya dia masuk takut di bilang nguping.
Waktu
Faya sudah kedapur Fandy menggeser posisi duduknya lebih dekat denganku,dan itu
yang bikin sekujur badanku dingin, jantungkupun berdetak nggak beraturan, perasaanku
bercampur aduk antara gugup, senang, penasaran pokoknya macam-macamlah yang
lagi aku rasain sekarang karena duduk disamping orang yang selama ini aku
kagumi, sekalipun kami beda kampus tapi aku cukup mengenal Fandy karena dulu
aku, Faya, dan Fandy satu kelas waktu SMA, dan walaupun aku nggak terlalu dekat
sama Fandy tapi aku cukup tau tentang
dia dari pengintaiku selama ini, cukup bisa diandalkanlah kalau seandainya aku
dijadikan detektif karena tanpa diberitahupun aku sudah tau alamat rumah Fandy,
dia tinggal di Jl.Halmahera Rt,23 No,102 rumah warna biru pemilik rumah Bapak
Adi Sanyoto dan Ibu Humaira Nasution, anak-anaknya bernama Fandy Hadi Sanyoto
dan Amira Anindia Sanyoto, anaknya hanya dua yang pertama sudah kuliah semester
6 diuniversitas Indonesia jurusan Hubungan International yaitu Fandy, dan
putrinya yang kedua saat ini duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 2 dia
adalah Mira,Fandy Lahir di Bandung, 22 Agustus 1987.
“Nan…..”!Seru
Fandy yang membuyarkan semua pikiranku yang mencoba mengingat identitas Fandy.
“O..iya,
kenapa Fan,tadi bilang Faya ada yang mau kamu omongin ke aku,kenapa ya?”
“Enggak kok, pertama tadi aku pengen
jalan-jalan aja kerumah kamu, kan biar aku tau rumah kamu juga ,bolehkan”?Ucap
Fandy yang membuatku hanya tersenyum tersipu.
“Oya, Nan
aku boleh Tanya sesuatu nggak”?Kembali Fandy melanjutkan bicaranya, seandainya
nanti Fandy tanya apa aku sudah punya pacar secepat kilat aku bakal bilang
kalau aku sedang tidak punya pacar dari dulu sampai detik ini. Karena aku mengharap
kamu tau kalau selama ini hatiku hanya untukmu walaupun yang tau akan rasa ini
hanya aku dan Tuhan dan buku diaryku
,bahkan ibu dan Faya orang yang selama ini paling dekat sama aku nggak tau, aku
nggak mau ntar gara-gara kecerobohanku cerita kesemua orang itu akan membuat
rahasiaku kebongkar dan Fandy akan tau kalau sebenarnya aku mengaguminya ,kalau
seandainya suatu saat nanti Fandy juga mencintaiku aku harap itu hadir dari
lubuk hatinya Fandy sendiri bukan karena kasian akan perasaanku sama dia.
“Mau
Tanya apa Fan, hari ini boleh kalau besok-besok tanya pakai ongkos ya”.Jawabku
sedikit melucu agar suasanya nggak terlalu tegang dan aku berhasil membuatl
Fandy yang so cool itu tersenyum, senyuman yang membuat hati para wanita terutama
aku berbunga-bunga seperti taman di negeri dongeng dan membuatku terbang ke
awan, pokoknya susah dideskripsikanlah gimana perasaanku hari itu dideket
Fandy.
“Gini
Nan….sebenarnya aku mau nanya tentang Faya, apa dia di kampus sudah ada yang
deketin, atau apa Faya sudah punya pacar atau lagi deket sama siapa gitu”?
Kata-kata
Fandy yang baru saja ku dengar membuatku seperti kesambar petir di bawah terik
matahari, membuat bunga-bunga di hatiku layu dalam sekejap dan langsung
berguguran dan aku yang tadi melayang di
awan langsung terhempas ke lantai, sakit banget rasanya, kenapa harus Faya yang
dia tanyakan, kenapa harus sama aku tanyanya, apa Fandy nggak tau tentang
perasaanku. Aku mencoba untuk tetap tersenyum nggak mau kalau Fandy curiga
tentang perubahan suasana hatiku.
“Faya, kayaknya
dia lagi single,nggak lagi deket sama siapa-siapa, memangnya kenapa
Fan”?Tanyaku masih dalam keadaan tenang mencoba menutupi rasa cemburuku.
“Alhamdulilah…”.ucap
Fandy lirih,tapi sangat jelas nyangkut dikupingku.
“Emangnya
kenapa Fan,kamu suka sama Faya ya”?Tanyaku lagi mencoba mengintrogasi Fandy dan
berharap Fandy menjawab TIDAK.
“Sebenanya
aku mau minta bantuan kamu Nan,aku pengen tau tentang Faya lebih dalam,kamukan
yang selama ini dekat dengan Faya,kamu bisa nggak bantu aku”?Kata Fandy yang
membuat hatiku makin teriris-iris.
“Aku
bisa bantu apa,kalau aku mampu pasti ku bantu,Faya kan teman baikku.”jawabku
yang sedikit lirih,karena aku sudah nggak kuasa menyimpan rasa cemburuku.
“Sudah
lama aku pengen deketin Faya tapi aku takut dia sudah punya pacar,tapi karena
selama ini dia kemana-mana sama kamu makanya aku Tanya sama kamu, aku pengen
kamu bisa bantu aku, aku mohon banget sama kamu.” Pinta Fandy memelas,membuatku mencoba
memahami dan menurunkan ego demi sahabatku,kalau memang Fandy sukanya sama Faya
aku nggak bisa berbuat apa-apa walaupun cinta Fandy untuk sahabatku sendiri.
“Iya,nanti
aku coba untuk bantu ya,tapi jangan berharap banyak dari aku karena aku nggak
bisa nyomblangin orang dan kalau usaha sendiri itu pasti akan membuat Faya
lebih percaya sama kamu.”
sebenarnya
aku bingung apa yang baru saja aku ucapkan ini,kenapa aku nggak jauhkan mereka
aja biar Fandy tetap untukku, tapi apa Nanda sejahat itu,aku yakin aku nggak
mampu,hampir aja airmata ini menetes tapi aku tahan,aku nggak mau kelihatan
lemah di depan Fandy.
“Aku
juga nanti berusaha untuk dekati Faya juga, tapi aku minta bantuanmu juga, aku
yakin kamu bisa bantu, kamukan orang suka membantu Nan”. Ucap Fandy sambil
nyengir kuda,sembari meletakkan tangannya diatas tanganku. Oh Tuhan apa yang
sedang aku rasakan ini,tubuhku gemetar,cinta itu nggak pudar sedikitpun walau
Fandy telah menyakitiku dengan mencintai sahabatku,tapi aku mencoba membuang
jauh-jauh perasaanku,aku harus ingat Faya sahabatku yang dicintai
Fandy,perlahan kutarik tanganku dari Fandy.
“Iya,nanti
aku bantu.”
Saat
keadaan hening,Faya datang membawa dua gelas es sirup di atas mampan, aku
menggeser posisi dudukku menjauh dari Fandy aku nggak mau Faya curiga tentang
obrolan kami.
“Lama
banget seh ambil minum,Fandy sudah hampir dehidrasi karena kehausan”.
“Maaf,
tadi aku lagi bantuin ibu di dapur, lumayan kalau bisa gantiin bi ina kan aku
dapat gaji”.Jawab Faya,sambil meletakkan minumannya di meja.
“Gimana,sudah
ngomongnya Fan?Memang ngomongin apa seh tadi”?
“Ah,
nggak kok kami hanya ngobrol-ngobrol soal kuliah,ayo Fay pulang sudah sore
ni”.Ajak Fandy sembari beranjak dari duduknya dan menyeruput sirup
dihadapannya.
***DD***
Sepulangan
Fandy dan Faya aku termenung di ruang tamu,menyadarkan diriku apa semua ini
nyata,apa aku tidak sedang bermimpi mendengar dari orang yang kukagumi kalau
dia mencintai sahabatku.
Aku
membenci diriku sendiri,kenapa harus Fandy yang ku cintai kalau akhirnya dia
juga yang membuatku sakit hati. Tapi aku nggak boleh egois aku harus
merelakannya, merelakan mereka bersatu karena bahagia mereka adalah bahagiaku
juga walaupun hati ini sakit banget.
Aku
kembali ke dalam kamarku,melanjutkan puisi-puisiku, diantar puisi-puisi cintaku
hari ini untuk pertama kali aku harus memulai puisi patah hati.
Ku goreskan sebait kata dalam lembar kertas putih
Kurangkai keindahan dalam sebuah angan,tapi dalam sekejap angin
menghapusnya
Ku bingkai bahagia di antara putihnya awan, tapi hujan
menjatuhkannya
Aku terlalu mencintaimu melebihi aku mencintai diriku sendiri,
tapi cintamu ternyata bukan untukku
AKu tetap tersenyum untuk semua ini, karena memang aku tak mampu
untuk menakhlukkan hati yang hanya mencintai sahabatku……
*****DD****
Di
kampus aku menyampaikan pesan Fandy sama Faya,walaupun berat tapi aku akan
tetap menyampaikannya karena aku janji akan membantu Fandy semampuku.
“Fay,kamu
tau nggak,sebenarnya Fandy itu suka sama kamu tau,dia pernah bilang itu sama
aku”.
“Kapan
dia bilang wil?ah kamu ni suka menghayal,mana mungkin Fandy suka sama aku,suka
sama kamu mungkin”.Jawabnya sambil memainkan game di Hpnya.
“Dia
bilang gitu sama aku,dia suka sama kamu,lagian aku nggak suka sama Fandy
kok”.Aku mencoba menutupi perasaanku,aku berharap Faya nggak tau kalau aku lagi
nangis dalam hati,aku ingin membuat orang yang aku cintai bahagia.
“Ntar
deh dipikir-pikir lagi”.Ucap Faya masih dengan nada cuek.
Aku
hanya terdiam mendengar jawaban Faya, ku
biarkan dia memutuskannya sendiri karena hanya itu yang bisa aku bantu buat
fandy.
*****DD*****
Dirumah
aku bermain dengan ikan-ikan koi di kolam ikan di belakang rumahku, sudah dua
hari nggak ada kuliah,yang biasa aku ngisi waktu libur untuk jalan-jalan tapi
kali ini suasana hatiku sedang tidak bersahabat.Tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Ibu lagi arisan di rumah temannya,aku di rumah sendirian, malas sebenarnya aku
buka pintu,entahlah sehabis ungkapan Fandy tentang Faya bikin suasana hatiku nggak
karuan.
Waktu ku
buka pintu kuliat Fandy berdiri di hadapanku dengan senyumannya yang selalu
mampu meluluhkan hatiku dalam keadaan apapun,senyumannya yang
menenangkan,senyumnya yang mampu membuatku membalas senyuman itu wlaupun hatiku
sedang patah.
“Hai
Fan,tumben sendirian,kenapa nih seneng banget nampaknya klo di tengok-tengok,masuk
yuk”.Sapaku pakai bahasa batak gado-gado,ah Fandy lagi yang datang kagak nahan
deh pokoknya kalau udah dekat Fandy,jadi pengen senyum terus bawaannya,atau
jangan-jangan Fandy nggak bawa virus cinta tapi virus gila.
“Iya,aku
lagi seneng banget ni Nan….Eh tunggu dulu aku punya sesuatu buat kamu”.Ucap
Fandy sambil menyerahkan sebuah bingkisan berwarna ungu,warna favoritku.
“Apa
ni,aku kan ulang tahunnya masih lama.”
“Udah
buka aja,jangan banyak nanya,nanti aku jelasin.”
Ku buka
kado kecil itu,dan isinya kotak music kecil berwarna ungu juga, di dalam kotak
musik itu ada boneka kecil menari mengikuti irama musik, hatiku seolah ikut
menari mengikuti tarian boneka kecil itu,aku seneng banget dapat kado dari
Fandy.
“Makasih
ya kadonya,bagus banget”.
“Iya,sama-sama,itu
ucapan trimakasihku karena kamu udah bantu aku buat menyatukanku sama Faya,semalam
aku ngajak Faya dinner dan disana aku nyatain cinta sama dia,dan kamu tau dia
terima cintaku,makanya aku lagi seneng banget ni,itu kado kecil untuk ucapan
trimakasih”.Jelas Fandy panjang lebar.
Fandy
selalu membuatku terbang melayang,dan seketika dia hempaskan aku kebumi,rasanya
sakit banget,lebih sakit daripada sakit
gigi, aku terdiam,tanpa terasa airmataku
menetes,cepat-cepat aku menghapusnya,aku nggak mau Fandy tau aku sedang
menangis.
Orang
yang aku cintai pacaran sama sahabatku sendiri, kenapa semua ini terjadi Ya
Rabb,kenapa aku harus mendengar semua ini langsung dari Fandy,orang yang sejak
kelas satu SMA sudah aku taksir, karena dia sampai sekarang aku nggak membuka
hati untuk orang lain,karena aku masih berharap siapa tau suatu saat nanti
Fandy juga punya perasaan yang sama seperti apa yang aku rasain,tapi setelah
mendengar semua ini apa aku masih mampu berharap sama Fandy,itu sudah nggak
mungkin, Fandy dan Faya sudah menjadi sepasang kekasih dan aku nggak mampu
merusak kebahagiaan itu.
“O…iya,selamat
ya,itukan usaha kamu sendiri lagian aku belum berbuat apa-apa kok”.wajahku
seketika sedih.
“Nggak
apa-apa yang jelas berkat kamu juga Faya bisa terima aku jadi pacarnya”. Jawab
Fandy singkat sambil membaca pesan singkat yang masuk ke HPnya.
“Ya udah
aku pulang dulu ya,sekali lagi makasih untuk bantuan.”
Setelah
kepergian Fandy airmataku kembali menetes mengingat Fandy dan Faya udah jadian,
sekarang puncaknya rasa sakit yang aku rasain selama ini,sebuah pengharapan
yang berakhir dengan kekecewaan.
Aku
benci sama diriku sendiri yang tak pernah mampu mengungkapkan rasa cinta yang
aku rasain sampai akhirnya aku harus merelakan orang yang aku cintai bahagia
dengan orang lain.
****DD****
Pagi ini
aku malas banget ke kampus padahal hari ini ada quis statistika, tapi aku
mencoba menyemangati diriku sendiri,ayo semangat Nanda,patah hati bukan akhir
dari sebuah cinta,yakinlah bahwa masih ada cinta yang lebih baik dari Fandy.
Tapi….Oh,apa
aku mampu mencari cinta lain selain Fandy,kehadirannya sudah mendarah daging
dalam hidupku, apa nanti cintaku akan seperti ini lagi, apa aku akan kembali
merasakan sakit hati yang membuat hari-hariku berantakan, entahlah aku tau
Allah punya cerita sendiri-sendiri untuk masing-masing umatnya,siapa tau Fandy
pacaran dengan Faya,tapi nanti kelak jadi suaminya Nanda Khoirunisa.hehehe
Aku
tersenyum menghayalkan hal konyol itu, Setelah selesai berbenah, aku pergi ke
kampus, ah ke kampus lagi dan di kampus pasti aku akan mendengar celotehan Faya
tentang jalan cerita sampai akhirnya dia jadian sama Fandy, mungkin aku harus
membawa tisu banyak-banyak untuk persiapan menguras airmataku lagi,dan hari ini
aku harus memesan satu kamar mandi cewek di kampus untuk di kosongkan karena
itu adalah teman curhatku yang paling setia selama ini.
Ku pacu
mobilku menuju kampus, sesampai di kampus kuparkir mobilku di tempat biasa aku
memarkir di samping mobil Faya juga biasa memarkir, tapi kali ini yang biasa
avanza hitam belum menempati singgahsananya,kemana anak itu apa dia hari ini
nggak masuk padahalkan ada quis.
Aku
berlalu meninggalkan pertanyaan-pertanyaan di kepalaku,waktu aku mau masuk
gerbang kampus sebuah mobil Honda jazz biru berhenti tepat di sampingku aku
melirik dan Oh My God itu Fandy dan Faya,Fandy mengantar Faya,mataku pura-pura
nggak liat mereka, aku melanjutkan langkahku tapi Faya memanggilku.
“Kriwil
tunggu”!tanpa menoleh lagi untuk memperjelas apa yang kulihat aku sudah yakin
dengan panggilan itu karena hanya Faya yang memanggilku kayak gitu,aku hanya
menghentikan langkahku tanpa menoleh,setelah kudengar suara mobil Fandy pergi
baru aku menoleh menyapa Faya,kami sama-sama masuk kekelas
Dikelas
ternyata benar dugaanku ,Faya menceritakan seluk beluk sampai akhirnya mereka jadian,
tentang hal-hal romantis yang di berikan Fandy padanya pokoknya semua cerita
itu bikin hatiku mau meledak tapi aku mencoba mendengarkan dengan senyuman dan
ucapan selamat untuk sahabatku Faya, aku mencoba menahan airmataku, aku mencoba
menahan rasa cemburuku, aku mencoba tabah di didepan Faya.
*****DDD*****
Kisah cinta Faya dan Fandy sudah
berjalan satu bulan, dan selama itu pula aku terus-menerus mencoba menahan rasa
cemburu, melihat keromantisan Fandy untuk Faya, mendengarkan pujian Faya kepada
Fandy pokoknya banyak hal lain yang aku lihat, karena kadang aku di ajak untuk
ikut kalau mereka pergi atau kadang Faya juga krumahku menceritakan semuanya,
entah apa maksudnya tapi aku selalu siap mendengarkan semua cerita bahagia
sahabatku tanpa memperlihatkan rasa cemburu sedikitpun di hadapan
mereka,biarlah mengalah untuk menang.
Selain
itu Fandy juga pernah cerita minggu depan dia dan keluarganya akan pindah ke
Maluku karena ayahnya pindah tugas kesana,mendengar berita itu aku dan Faya
seperti kesambar petir,aku aja yang hanya mencintai Fandy tanpa dia tau aja
hampir pingsan mendengar berita yang sangat mendadak itu apalagi Faya yang baru
pacaran satu bulan sama Fandy,gimana perasaannya pasti sedih banget bakal pisah
sama orang yang dia cintai apalagi ini perpisahan yang nggak tau kapan akan
berakhir.Faya menangis didepan kami dan Fandy memeluknya, membelai manja rambut
Faya dan mencoba menenangkannya,aku juga menangis tapi aku harus menopang
diriku sendiri, menenangkan hatiku tanpa ada yang mengusap airmataku selain
tanganku sendiri karena aku buka Faya yang memiliki Fandy.
Apa aku
sanggup jauh sama Fandy, apa aku mampu mengisi hari-hariku tanpa melihat senyum
yang meneduhkan itu,walaupun aku nggak memiliki Fandy seutuhnya tapi setidaknya
aku masih bisa melihat dia hampir setiap hari walaupun rumah kami berjauhan
tapi aku selalu melintaskan mobilku di depan rumahnya hanya siapa tau saja
rejekiku bisa ngeliat Fandy,dan sekarang waktu bertemuku lebih banyak karena
hampir setiap hari Fandy mengantar jemput Faya ke kampus kadang kami juga jalan
bareng.Tapi sekarang Fandy mau pergi dan aku nggak mampu untuk menahannya.
****DDD****
Hari
menjelang keberangkatan Fandy sudah semakin dekat,tinggal dua hari menjelang
keberangkatannya Fandy mengajakku jalan katanya mau belikan Faya hadiah,hatiku
kembali berdegup kencang mendengar ajakan itu,Ya ampun aku mau jalan berdua
sama orang yang aku cintai dari dulu sampai detik ini setidaknya sebelum Fandy
pergi aku sudah pernah ngerasain jalan bareng sama dia,ah tapi ini hanya untuk
membeli hadiah dan hadiah itu untuk Faya, aku mengiyakan ajakkan itu.karena
Fandy akan pindah keluar kota.
Kami
menuju rumah kado tempatku biasa membeli kado, disana aku memilihkan kado yang
cocok untuk Faya,sebuah boneka taddy bear yang sangat besar kesukaan
Faya,ketika aku menunjukkan sama Fandy ia setuju dan meminta patugas toko untuk
membungkusnya setelah selesai kamipun pulang.
Dijalan
sambil menyetir Fandy mengatakan sesuatu yang bikin jantungku hampir berhenti
berdetak.
“Nanda,kamu
tu padahal cantik lo dengan rambut ikalmu tu,udah nggak usah jadi orang
lain,jadi diri kamu sendiri aja,itu lebih baik.ucap Fandy dan itu membuatku
terbang jauh tak terbayang ke angkasa ku akan terbang seperti lagunya kotak
“Makasih”.Ucapku
singkat.
Setelah
mengantarku pulang,Fandy langsung menuju rumah Faya mengantar hadiah yang baru
saja kami beli,karena besok Fandy sudah harus berangkat ke Maluku bersama
keluarga,barang-barang dirumah Fandy sudah di paket seminggu lalu jadi besok
hanya tinggal pemilik rumah saja yang berangkat,mobilnya Fandy juga sudah
dikirim beberapa hari yang lalu,dan yang kami naiki tadi adalah mobil rental
yang sengaja di sewa untuk mengurus kepindahan Fandy dan keluarga.
*****DDD*****
Malamnya
waktu aku sedang asik nonton TV HPku berbunyi kulihat Faya memanggil,segera ku
angkat.
“Hallo
kriwil,makasih ya udah pilihin kado yang cantik banget,tau aja kalau aku butuh
itu pas Fandy pergi nanti,aku pengen masih ada yang nenangin aku selain
Fandy,walaupun itu benda mati tapi setidaknya ada yang bisa ku peluk”.Cerita
Faya dari ujung telephone.
“Kan
masih ada aku Fay,nggak ada Fandy yang biasa kamu jadiin tempat curhat kan aku
ada,dulu juga sebelum ada Fandy kamu nggak semanja ini”.aku mencoba menasehati
Faya,aku tau Faya pasti sedih banget malam ini karena besok harus pisah sama
orang yang dia cintai,aku bisa merasakan itu karena itu yang aku rasain
sekarang.
“Oya
Nan,kamu sedih nggak Fandy mau pindah”?Tanya Faya yang membuatku heran dengan
pertanyaan itu,seadainya aku bisa jawab kalau aku sedih banget, kalau boleh
nahan aku nggak rela Fandy pergi,kalau boleh kembali meminta sama Tuhan
batalkan semua rencana kepindahan Fandy,tapi Allah sudah punya rencana.
“Ya
sedihlah,tapi nggak sedih-sedih amatlah,kan kamu yang dekat sama dia kalau aku
mah sedih yang sekejap hilang”.Jawabku berbohong.
“Besok
kita antar dia ke bandara kan”?
“Iya,kamu mau aku jemput atau gimana”.Jawabku
menawarkan sama Faya.
“Nggak
usah deh,ntar aku nyusul aja,ada yang mau aku beli kado dulu untuk Fandy”.Ucap
Faya.
Tiba-tiba
telephon terputus,pasti pulsanya Faya habis,batinku sambil tersenyum tipis.
*****DDD*****
Pagi ini
aku menuju bandara hendak mengantar Fandy dan keluarga,ditanganku sudah ada
kado kecil yang di dalamnya ada jam tangan untuk Fandy sebagai kenang-kenangan
biar nanti kalau dia sudah jauh di sana tiap detik ingat aku,walaupun itu
mustahil tapi aku hanya sedikit berharap.
Setibanya
dibandara ku lihat Fandy melambaikan tangannya ke arah mobilku memberitau
keberadaannya,setelah memarkir mobil aku menuju kearah mereka tapi aku nggak
ngeliat Faya disana, kemana dia kok belum datang, mungkin dia lagi beli kado
buat Fandy makanya lambat datang.
Cukup
lama kami menunggu kedatangan Faya,sampai akhirnya Fandy dan keluarga harus
memasuki ruang tunggu itu tandanya Fandy dan keluarga sudah mau memasuki
pesawat dan meninggalkan bandara ini,kota ini dan cinta yang belum pernah
terucap ini.
Aku
kesal banget sama Faya,kenapa dia belum datang juga HPnya di hubungi nggak
aktif,telephon rumah juga nggak ada yang angkat,kemana seh Faya.
Fandy
berpamitan sama aku,dia hanya nitip salam untuk Faya dan minta maaf karena
nggak bisa nemuin dia untuk yang terakhir,dia juga minta tolong untuk bilangin
ke Faya ucapan terimakasih untuk bantuannya selama ini,lalu aku berikan kado
kecil itu untuk Fandy.
“Ini
untuk kamu,aku minta kamu jangan lupa sama aku dan Faya dan persahabatn kita
ya”.Pintaku sama Fandy,airmataku terus mengalir melepas Fandy, orang yang
sangat aku cinta.
Fandy memelukku
erat bikin jantungku berdegung kencang banget,ini pertama kali dan terakhir
kali dia peluk aku,pelukan yang bikin aku nyaman ,pelukkan dari orang yang
sangat ku kagumi,dan pelukkan ini semoga nggak dilihat Faya karena aku telah
menghianatinya.
“Aku sayang
banget sama kamu Nan,maaf kalau selama ini aku sudah berbohong,terimaksih untuk
semua kebaikanmu,walaupun berat tapi aku harap perpisahan ini yang tebaik”.Ucap
Fandy dalam pelukkannya,yang bikin aku bingung. Maaf untuk apa dan Fandy sudah
bohong apa sama aku.
Fandy
melepaskan pelukkannya dan aku berjabat tangan sama semua keluarga Fandy,kemudian
mereka menuju ke dalam bus yang akan mengantar penumpang naik ke atas pesawat ,
tanpa memberiku kesempatan bertanya tentang apa maksud dari ucpannya yang baru
saja aku dengar.
Aku
menunggu di luar bandara,menunggu Faya datang dan menunggu pesawat yang
ditumpangi Fandy lepas landas dan aku benar-benar yakin bahwa cintaku
meninggalkanku untuk selamanya,aku lihat baling-baling pesawat berputar lebih
kencang dari sebelumnya dan roda pesawat sudah sedikit demi sedikit bergerak
maju, tiba-tiba HPku berbunyi ada panggilan masuk, waktu ku lihat dari ibunya
Faya.
“Hallo
tante,ada apa”?Tanyaku penasaran karena nggak biasanya ibunya menelpon,mungkin
ibunya mau bilang Faya nggak bisa datang karena sakit,ya sebagai alasan karena
dia nggak mau memperlihatkan kesedihannya karena kepergian Fandy,aku bisa
menebak sifat anak itu.
“Nanda,Fay….”.terdegar
suaranya terbata-bata,membuatku penasaran karena tidak biasanya seperti ini,
sebenarnya apa yang di buat Faya hingga bikin ibunya menangis, apa jangan-jangan Faya ikut
pergi menuyusul Fandy dan jadi penyelundup masuk kedalam pesawat hingga bikin
ibunya panik.
Banyak
tanda tanya tentang Faya di otakku,ibunya Faya terus menangis diujung telepon
membuatku panik,apa yang terjadi sebenarnya.
“Faya
kenapa bu, dia nggak apa-apa kan”?Tanyaku masih dengan wajah penasaran.
“Faya,,,,Faya
kecelakaan kondisinya parah mobilnya tabrakan tadi pagi waktu dia mau ke
bandara katanya, sekarang dia lagi di UGD”.Jawab ibunya Faya dan tangisnya pun
terdengar makin keras,membuatku tersentak hampir pingsan, kakiku lemas aku
terduduk di lantai bandara.
Cepat-cepat
aku hubungi Fandy tapi HPnya sudah nggak aktif,aku kirim pesan singkat
memberitahunya bahwa Faya kecelakaan dan aku harap dia segera menghubungiku
setelah HPnya aktif nanti .
Aku
berlari menuju mobil,kupacu mobilku sangat kencang menuju rumah sakit untuk
segera mengetahui keadaan Faya, aku harap dia baik-baik saja, aku harap
tangisan ibunya Faya tadi hanya sebuah bentuk kekhawatiran seorang ibu yang
berlebihan. Setibanya di rumah sakit aku berlari menuju keruang UGD seperti
yang ibunya Faya bilang tadi, tapi setibanya di sana aku nggak lihat
keluarganya Faya,hanya orang-orang yang nggak aku kenal yang berada di sana, kemana
Faya?Apa dia sudah dipindahkan keruang rawat karena kondisinya sudah membaik,semoga
saja.
“Maaf
sus,atas nama Amanda Fatya Tania dirawat diruang mana ya”?Tanyaku pada salah
satu perawat yang melintas.
“O…korban
kecelakaan tadi pagi itu ya mbak?”.
“Iya
sus,benar banget, bagaimana kondisinya sus, dia dirawat dimana”?aku kembali
bertanya penasaran.
“Tadi
dia memang sempat dirawat di UGD beberapa jam karena kondisinya sangat parah
sehingga nyawanya tidak tertolong dan jenazah langsung di bawa pulang keluarga”.Jawab
suster dan membuatku benar-benar shock nggak percaya.
Aku
berlari keluar dari ruangan itu, berlari menuju mobil dan segera menuju rumah Faya,aku
masih nggak percaya tentang apa yang baru saja kudengar, pasti itu suster salah
orang dan kalau benar-benar salah orang aku mau nuntut dia karena berbohong, sepanjang
jalan airmataku nggak bisa ku bendung dia terus keluar tanpa di komanto, setibanya
di rumah Faya aku nggak percaya tentang apa yang sedang kulihat, aku harap ini hanya
sebuah mimpi buruk, jejeran karangan bunga dari rekan ayahnya Faya sudahterpasang
rapi ditepi jalan masuk menuju halaman, kulangkahkan kaki dengan berat, dan
sungguh sesuatu yang nggak mau kulihat, kuhampiri ibunya Faya yang menangis disamping
tubuh yang terbaring di balik kain batik yang menutupinya, kusibak sedikit kain
itu dan TIDDDAAAAKKKK…..…!!!!Aku beteriak, itu ternyata benar Faya sahabatku,
orang paling dekat sama aku, dia yang selalu tersenyum dan menyapaku kriwil, tapi
hari ini wajah itu pucat hanya sedikit senyuman dan nggak mau nyapa
kehadiranku.
“Faya,,,kamu
tadi kemana, tadi aku sama Fandy nunggu lama banget kenapa kamu nggak datang, Fandy
nitip salam sama kamu, bilangnya makasih karena kamu udah baik banget sama dia,
juga minta maaf karena nggak bisa nemuin kamu, dia sayang sama kamu”.Aku terus
berbicara,tapi Faya diam aja tubuhnya kaku,dingin.
“Ayo
kak, kak Faya lagi istirahat,biarkan dia tenang”.Suara Nadin adiknya Faya
terdengar disampingku, dia mengajakku pergi kedalam, karena orang-orang akan
memandikan jenazah Faya dan mau segera di makamkan.
Aku
terus menangis, mungkin aku rela kehilangan Fandy, tapi aku nggak rela kalau
harus kehilangan Faya juga, Aku berharap ini hanya mimpi buruk yang segera
berakhir, aku terus menangisi kepergian sahabat yang aku sayang.
*****DD*****
Tiga
hari setelah kepergian Faya untuk selamanya, Fandy belum juga ada kabar, smsku
masih pending, dia harus segera tau kabar duka ini, aku datang kerumah Faya, melepas
kangenku sama dia, aku berharap yang kemarin hanya mimpi. Begitu masuk ke dalam
rumahnya Faya tidak menyambutku, rumah itu sepi hanya Nadin yang menghampiriku,
gadis kecil itu mirip sekali dengan Faya.
“Ayo
masuk kak Nanda, kami lagi beresin kamar kak Faya”.Nadin mengajakku masuk
kekamar Faya, tempat dimana biasa aku dan Faya bercengkrama, saksi bisu
persahabatan kami yang begitu indah, tidak ada yang berubah dari kamar itu
foto-foto kami berdua terpasang disetiap meja yang ada didalam kamar, dan
dimeja ku lihat ada sebuah buku diary biru, aku menghampiri buku itu, perlahan
aku membukanya, setiap halaman yang ada goresan tangan Faya, semua tentang persahabatan
kami, tentang cerita waktu kami ospek pertama sebelum masuk kuliah, aku
tersenyum membacanya karena mengingat kelucuan kami dulu dan halaman terakhir, itu
bukan tentang kami tapi tentang aku.
Dear diary….
Hari ini aku harus berbohong sama
sahabatku Nanda,si kriwil yang sangat aku sayang,karena sudah lama sebenarnya
Fandy suka sama Nanda tapi buat tau tentang perasaan Nanda ke Fandy makanya aku
harus pura-pura jadian sama Fandy siapa tau aja Nanda cemburu dan siapa tau aja
Nanda juga suka sama Fandy,Aku sebenarnya nggak tega lakuin ini tapi karena
Fandy meminta makanya aku iya aja,kalau Fandy dan Nanda jadiankan aku ikut
senang karena selama aku temanan sama Nanda aku belum pernah lihat dia
jalan,dekat atau bahkan jadian sama cowok.
Semoga aja Nanda cemburu dan bilang
kalau sebenarnya dia suka sama Fandy,nggak usah ngomong ke Fandy cukup ke aku
aja ntar aku sampein ke Fandy biar dia nembak Nanda dan mereka jadian deh.hehhheehhe
Aku
menangis membaca itu,ternyata Fandy suka sama aku,ini karena keegoisanku karena
gengsi ngungkapin apa yang aku rasain.ku baca halaman terakhir diarynya Faya.
Dear Diary……
Aku pura-pura jadian sama Fandy udah
sebulan lebih,tapi Nanda nggak juga kasih tanda kalau dia cemburu,apa sebenarnya
Nanda nggak suka sama Fandy,padahal Fandy berharap Nanda juga punya perasaan
yang sama.Bahkan aku pancing-pancingpun dia nggak bilang kalau dia juga suka
sama Fandy apa kira-kira Nanda menganggap pacaran kami serius padahalkan
enggak.
Besok Fandy mau pindah ke Maluku sama
semua keluarganya,aku kasih kesempatan mereka jalan bareng dengan alas an beli
kado buat aku biar Nanda deket sama Fandy karena bilang Fandy kalau Nanda suka
sama dia,Fandy rela kos di sini dan nggak ikut sama orang tuanya.
Tapi Nanda nggak juga ada respon,Ya
Allah satukanlah mereka aku ingin mereka bersatu,aku ingin melihat Nanda
bahagia ,aku ingin kebohongan ini segera berakhir dengan sebuah kebahagiaan.
Aku
tutup buku diary itu,aku semakin benci sama diriku sendiri kenapa aku nggak ungkapin
tentang apa yang sudah aku rasain sama Fandy hanya karena gengsi,dan sekarang
aku kehilangan orang yang aku cintai dua orang sekaligus, kalau saja aku
ungkapkan perasaanku ke Fandy semua kejadian memilukan ini pasti nggak akan
pernah terjadi, Fandy nggak akan pergi dan Faya pasti nggak mengalami
kecelakaan yang merenggut nyawanya, tapi semua sudah terlambat. waktu aku mau
mengembalikan buku diary itu, tiba-tiba Nadin menghampiriku.
“Kak
Nanda,ini ada surat aku temuin dalam tas kak Faya, kayaknya buat kak Nanda, maaf
kalau Nadin baca dikit soalnya Nadin nggak tau itu buat kakak.”Ucap Nadin
sambil menyerahkan sebuah amplop biru kecil dan aku buka lalu ku baca isi surat
didalamnya.
Untuk bidadai hatiku…
Nanda…..Mungkin aku anggap pengakuanku
ini terlalu naïf,Bagaimana juga kusadari dan bagaimana diriku.
Maafkan aku Nan,aku sudah berusaha
menahan perasaanku yang ada dalam hatiku dan aku juga sudah berusaha membendung
keinginanku untuk mengutarakan apa yang ada dalam hatiku yang sebenarnya
mencintaimu.
Maaf jika selama ini aku dan Faya
bersandiwara,itu aku lakukan hanya untuk tau akan perasaanmu sama aku,aku
sebenarnya sudah lama mencintaimu tapi aku tak mampu untuk mengutarakannya
karena aku sadar bahwa aku nggak pantas untuk mendapatkanmu,masih banyak yang
lebih baik dari aku.
Untuk memutuskan kepindahanku ini
sangat berat,karena aku yakin aku nggak sanggup jauh sama kamu,tapi akhirnya
aku putuskan untuk ikut dengan orang tuaku agar mampu melupakanmu, karena
selama perkenalan kita aku tidak melihat tanda-tanda kalau kamu mencintaiku,
aku takut jika aku utarakan perasaanku lalu kamu menolaknya itu akan merusak
persahabatan kita, maka dari itu aku putuskan untuk pergi,karena cinta itu tak
mungkin kau terima.
Maaf juga aku sudah jadi seorang
pengecut karena surat ini aku titipkan pada Faya untuk diberikan sama
kamu,karena aku harap jika kamu baca surat ini aku sudah pergi jauh dan kamu
tidak akan melihat orang yang kamu benci di kota ini,aku terima semua bentuk
kemarahanmu karena telah mengungkapkan ini,tapi dari lubuk hati yang paling
dalam aku ingin kau tau AKU
MENCINTAIMU……..
Selamat tinggal….
Fandy Hadi Sanyoto
Penyesalan yang teramat sangat bergejolak di hatiku, tapi semua itu kini sia-sia dan percuma karna sudah sangat terlambat untuk menyesal. Walau
kau tak mendengar Fandy di sini di kamar Faya dan aku Yakin Faya mendengarnya
Aku juga Sangat Mencintaimu Fandy.Ku peluk erat surat itu sambil terus
menyalahkan diriku sendiri yang terlalu egois.
Kita tak akan pernah tau
kedalaman cinta sampai akhirnya tiba sebuah perpisahan dan disitu baru kita
sadar kehadirannya sangat bermakna untuk kita.
Kini aku menyesalpun tak
akan pernah dapat memutar kembali waktu yang sudah terlewati,karena cintaku
telah pergi.